Ekosistem laut, terutama terumbu karang, kini menghadapi Bencana Bawah Laut yang serius. Aktivitas industri menjadi penyebab utama kerusakan masif. Limbah, polusi, dan dampak fisik dari industri global mematikan terumbu karang. Kehilangan karang berarti kehilangan habitat bagi jutaan spesies laut, mengancam keseimbangan ekosistem.
Terumbu karang adalah “hutan hujan” bawah laut. Mereka adalah rumah bagi sekitar 25% dari seluruh spesies laut. Terumbu karang juga berfungsi sebagai benteng alami pantai. Melindungi dari abrasi dan gelombang besar. Keberadaan mereka sangat vital bagi keberlangsungan hidup laut dan manusia.
Sayangnya, industri membuang limbah berbahaya ke laut. Limbah kimia dari pabrik, tumpahan minyak, dan limbah panas. Semua ini mencemari perairan, meracuni organisme laut. Karang sangat sensitif terhadap perubahan kualitas air. Racun ini langsung membunuh polip karang dan menghambat pertumbuhannya.
Sedimentasi akibat aktivitas industri di darat juga fatal. Pembukaan lahan, pertambangan, dan pembangunan infrastruktur. Tanah yang terkikis mengalir ke laut, menutupi terumbu karang. Sedimen menghalangi cahaya matahari yang dibutuhkan alga simbiotik. Alga ini penting untuk fotosintesis karang, tanpanya karang akan mati.
Perubahan iklim, yang sebagian besar didorong oleh emisi industri, memperparah kondisi. Peningkatan suhu air laut menyebabkan pemutihan karang. Karang mengeluarkan alga simbiotiknya, sehingga kehilangan warna dan sumber makanan. Jika pemutihan berlangsung lama, karang akan mati dan hanya menyisakan kerangka putih.
Bencana Bawah Laut ini juga diperparah oleh praktik penangkapan ikan yang merusak. Penggunaan bom dan pukat harimau oleh nelayan industri menghancurkan terumbu karang secara fisik. Ledakan bom memecah karang, sementara pukat mengikis dasar laut. Kerusakan ini sangat sulit diperbaiki dalam waktu singkat.
Industri pariwisata, meski terlihat ramah lingkungan, juga berkontribusi. Sampah plastik dari wisatawan mencemari laut. Jangkar kapal merusak terumbu karang secara fisik. Penyelam yang tidak hati-hati bisa mematahkan karang. Semua ini menambah beban pada ekosistem yang sudah rapuh.
Dampak dari Bencana Bawah Laut ini sangat luas. Penurunan populasi ikan dan biota laut lainnya. Nelayan kehilangan mata pencarian, ekonomi lokal terpuruk. Pantai rentan terhadap erosi dan badai. Keanekaragaman hayati laut berkurang drastis, mengancam kestabilan global.